Selasa, 15 Desember 2009

Yuk, Tutup Aurat Sayang

Anak-anak perempuan yang belum baligh memang belum wajib menutup aurat mereka. Namun latihan sejak kecil sungguh penting dalam membentuk pribadi anak menjadi Muslimah yang taat kepada Allah.

Bagaimana ya caranya agar Ani belajar menutup auratnya?” demikian pertanyaan seorang teman dalam suatu kajian yang saya ikuti. Menutup aurat merupakan sebuah kewajiban bagi setiap Muslimah. Sebagaimana shalat dan ibadah lainnya, menutup aurat pun harus diajarkan sejak dini. Bukankah Allah telah memerintahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyuruh perempuan
menutup auratnya?

“Hai Nabi, katakanlah kepada istriistrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya (jilbab adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada) ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”( QS Al-Ahzab: 59) Lalu bagaimana mengajarkan menutup aurat pada Muslimah kecil kita ya? Ini kiatnya

Beri Contoh
Sebagai orangtua, ada satu kata yang harus Anda ingat dalam mendidik anak. “Ingatlah anak-anak meniru dari orangtuanya”. Karenanya sebagaimana saat Anda mengajarkannya shalat dan ibadah lain, akan lebih berarti jika Anda yang mencontohkannya. “Contoh adalah hal yang utama dalam mendidik anak. Jika ingin anak berjilbab, maka ibu dan wanita di sekeliling si anak harus lebih dulu mencontohkan,” kata Rahmadani Hidayatin, psikolog pada Universitas Medan Area, Medan.

Sejak Kecil

Terkadang kita melihat ada orangtua yang memakaikan busana princess dengan alasan agar anak terbiasa memakai busana yang feminin. Hari ini banyak orangtua maupun guru yang gelisah bagaimana menjadikan anaknya percaya diri. Islam seakan-akan sudah tidak cukup lagi. Padahal, kita yang menjadi penyebabnya. Kita ajarkan anak kita berjilbab agar mereka menjadi orang yang memuliakan syari’at Allah semenjak usia mereka yang masih belia. Tetapi saat berbicara, bukan iman yang kita tanamkan, melainkan keinginan untuk memperoleh tepuk-tangan manusia yang kita bangkitkan. Kalau mereka tidak berjilbab, bukan kita ingatkan mereka tentang mahabbatullah (cinta kepada Allah), melainkan biar cantik dilihat orang. Maksud kita baik, tetapi yang kita teriakkan, “Ayo, coba dipakai jilbabnya. Ih, jelek ah kalau nggak pakai jilbab.” Begitu mereka memakai jilbabnya, segera saja kita memuji, Nah…, begitu dong. Kalau pakai jilbab cantik kan?” Ah, andaikan saja pujian yang jarang kita berikan pada anak itu lebih mengingatkan mereka kepada Tuhannya, insya-Allah akan lain ceritanya. Tetapi tidak. Kita lebih sering memuji mereka meskipun tampaknya kita lebih sering mencela dengan alasan-alasan yang tidak menghidupkan jiwa. Kalau memang memakai jilbab hanya untuk cantik, bukankah ada jalan lain agar tampil lebih cantik lagi daripada sekedar pakai jilbab? Sebagaimana cara kita memuji anak saat pakai jilbab, seperti itu pula seringkali kita menganjurkan anak-anak berpakaian yang patut saat ke masjid. Kita suruh mereka pakai pakaian yang bagus biar tidak malu pada teman. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan.” (QS. Al-A’raaf: 31).

Hikmah
Berikut ini beberapa hikmah dari diwajibkannya jilbab bagi seorang Muslimah :

Baca Selengkapnya Di Majalah Alia Edisi Agustus 2009

Sumber :

Anggraini Lubis

http://www.aliapesonamuslimah.com/index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar